My People

Welcome!

Assalamualaikum,
Welcome to the MilkyNadway!
MilkyNadway it's a fairytale! And i am a Queen of the kingdom in MilkyNadway. You can go to anywhere, you can be everything you want, and dont worry about time, and pain, and the sadness, the sorrow, you will not found it here.
So have fun, and enjoyed!

-arigatou \(^O^)/ sayounara
from, queen

Februari 01, 2014

-Be One 2 you-

____________________________________BAB6___________________________________
PERSELINGKUHAN
  Angin mulai berbisik, langit menghitam, dalam suasana hutan yang kian mencekam. Terlihat seorang pria menatap sendu sebuah kertas putih. Matanya menatap lurus, memandangi setiap goresan tinta yang melekat, dan perlahan air sendu jatuh menuruni rahang pria tersebut.

Sahabatku Harold,
 Ketika kau telah melepas sesuatu yang memang berarti untukmu, bukan tidak mungkin itu akan kembali. hanya saja kau perlu waktu untuk mencarinya. karna sesuatu yang telah hilang, tidak akan semudah itu kembali.

                                                                                                                                             love, Helena.

  Rahang sang laki-laki mengeras, peluh membasahi pelipisnya. suasana sedang berangin, namun hati sang laki-laki semakin panas. diremasnya surat kecil tersebut, dilemparkannya kebawah jurang. Dengan masih terengah-engah, sang laki-laki tersebut masuk kedalam mobil, dan bergegas pergi meninggalkan hutan .
  Mobil kini sudah mencapai batas kecepatan, si laki-laki menatap lurus kearah jalan raya yang mulai sepi. hidungnya kembang-kempis, sedikit ia mengatupkan kedua rahangnya, perlahan laju mobil semakin berkurang. Diliriknya handphone yang sedari tadi berbunyi, diacuhkannya, dan ia pun terdiam. mobil mulai berhenti disebuah pompa bensin. Dan sang laki-laki keluar,
"Isi penuh."
"Bayar cash atau debit, pak?"
"cash."
"maaf pak, bensin anda sudah penuh."
"benarkah?" laki-laki tersebut terlihat salah tingkah, dan buru-buru berbicara,
"oh.. maaf. kalau begitu aku akan parkir; untuk membeli sesuatu. terimakasih."
laki-laki tersebut masuk kedalam mobil, dan mulai menjalankan mobilnya pelan-pelan. tidak sampai sepuluh detik, dentingan nada panggilan handphone mulai terdengar. 'helulaby' terlihat dalam layar handphone tersebut.
Diangkatnya panggilan tersebut. Terdengar suara perempuan berbicara dari sebrang telefon.
"Hello, Radjam. Kamu dimana? Aku menelfonmu dari tadi! Aku khawatir padamu. Hello. Radjam, kamu disana? He.."
Pemilik telfon. Radjam. Mematikan telfon tersebut, melemparkannya ke jok mobil dan bergegas keluar.
Didalam sebuah mini market, radjam terdiam, menatap setumpuk buku majalah. Ia mulai memikirkan arti dari surat tersebut. Memang harold dan helena sudah lama bersahabat. namun apa arti surat itu. Ia mulai menggali kenangan harold dan helena, kedekatan harold selama ini memang mengusiknya, terlebih lagi ketika ia mulai menyentuh tangan helena, atau memegang rambut helena. dan yang terpenting adalah, mengapa helena tidak merasa risih atau marah.
Lamunaan radjam sedikit buyar ketika pundaknya ditepuk seseorang, ia mengalihkan pandangannya ke seseorang dibelakangnya.
"hei. Apa aku pernah melihatmu?" tanya sang gadis.
radjam terpaku memandang sang gadis. ia mengingat-ingat, apakah ia pernah bertemu dengan gadis ini? Gadis ini cukup menarik, rambutnya coklat muda, panjang bergelombang, ditambah bando biru tua, membuat sang gadis terlihat menarik.
"maaf. sepertinya kita belum pernah bertemu. mungkin ini adalah pertemuan pertama." radjam tersenyum memandangi sang gadis."
sang gadis terlihat salah tingkah melihat ketampanan radjam. "well, ya, maaf aku fikir aku mengenalmu."
"oh. tidak masalah. jadi, siapa namamu?"
"khatlyne. panggil saja aku katie, atau kate."
"Nama yang cantik, seperti pemiliknya. Aku Radjam."
"well, thank you." wajah katie tersipu, dan iapun menunduk, sekedar melihat ujung sepatunya."
"Jadi.. Apa yang kau lakukan disini?" tanya radjam.
"Aku berbelanja. dan kau?"
"hmm, entahlah. aku hanya sekedar melihat-lihat."
Ya aku perhatikan kamu hanya berdiri menatap majalah tersebut sedari tadi."
"ya.. apa aku terlihat konyol?" radjam tertawa melihat ekspresi lugu katie
"Apa? apa yang lucu? tidak. ya. itu sangat konyol." Katie ikut tertawa.
"Jadi, apa kau sudah selesai berbelanja nona?"
"Sudah tentu saja." tersenyum, memandang radjam.
"Kau ada rencana? Aku ingin mencoba pergi ke pub didekat sini."
"well, tidak, rumahku didekat sini. Kau mungkin mau mencoba pub didekat sungai.
disana sepi namun pemandangannya bagus."
"mau ikut? nanti ku antarkan kau pulang."
"well. er.. ya mungkin."
"Kalau kau ragu aku tidak memaksa." Radjam tersenyum simpul.
"tidak. oke aku tak apa. lagipula kau tidak tau jalan kesana."
mereka berdua berjalan memasuki mobil. Keduanya terdiam, mobil berjalan lurus dalam keheningan. satu-satunya suara yang terdengan hanya nada panggilan handphone radjam.
"tidakkah kau angkat telefon itu, sepertinya sangat mendesak."
"Tidak. Itu hanya seorang klien." radjam menatap lurus jalan, sesekali melirik kearah handphone, sesekali melirik kearah katie.
"belok kanan, ya, disamping pohon mahoni."
"okay, nona katie. Jadi pesankan aku minuman menurut rekomendasimu"
keduanya berjalan menuju pub tersebut, suasananya nyaman, tidak terlalu terang, hanya ada 4 buah meja kecil, dan hampir-nyaris tidak ada orang dalam pub tersebut.
Keduanya asik berbicara, saling melemparkan candaan, dan tertawa, melupakan sejenak suasana malam. malam semakin larut, dan udara semakin dingin. Waktu menunjukan pukul 1 lebih 20 menit.
"sepertinya kita terlalu asik berbicara. sudah agak larut dan semakin dingin." Katie menyilangkan kedua tangannya.
dengan sigap radjam melepaskan coat yang ia pakai dan memakaikannya kepundak katie, sejenak mata mereka bertemu. dengan jarak yang hanya terpaut 5cm. perlahan namun pasti radjam mendekatkan diri, dan dengan lembut mencium bibir katie. katie terdiam, terasa hangat dan panas mulai menjalar dalam setiap inci tubuhnya. wangi alkohol bersatu, dalam setiap tarikan nafas keduanya.
terengah-engah, radjam menarik diri. katie terdiam, menatap wajah radjam, pipinya bersemu merah.
"Sepertinya kamu mabuk. Apakah kamu bisa menyetir sendiri? Well, rumahku tidak jauh dari sini. bila kamu mau, kamu boleh memakai kamar tamuku."
radjam menatap mata katie, matanya menatap helena. ia menyentuh pipi katie, tangannya mengusap lembut pipi helena, dan ia mencium katie untuk kedua kalinya, dalam bayangannya ia mencium helena.
Katie melepas ciuman radjam, dan ia berbisik.
"bagaimana dengan tawaranku?"
Radjam mengangguk, dan mereka berdua menaiki mobil. Katie yang menyetir untuk berjaga-jaga karna radjam terlihat akan ambruk dalam tempo yang singkat.
Sesampainya dirumah katie, katie membopoh radjam memasuki kamarnya, dan radjam langsung terjatuh-tertidur.
Keesokan harinya radjam terbangun dengan rasa pusing luar biasa. Ia melihat suasana yang berbeda, bukan didalam kamarnya, atau kamar helena, atau didalam aprtement mereka berdua. Tangannya meraba pelipisnya. Ia membuka mata sedikit menatap seseorang yang terlelap dalam dekapannya.
matanya terbuka lebar. Bukan helena. Ia mulai mengingat-ingat kejadian semalam. Siapa? dan apa yang ia lakukan?
nafas radjam terengah-engah, matanya terbelalak, ia mencari jam dinding, terlihat dipojokan kamar sekitar pukul 10 pagi.
"Ini tidak mungkin terjadi," gumamnya
Ia melepaskan dekapan sang gadis. Terlihat pula mereka dalam keadaan tidak mengenakan hsehelai benangpun.
ia teringat apa yang terlah terjadi semalam, sang gadis-katie, pembicaraan dalam pub, ciuman, dan.. sex? Apa yang ia fikirkan?
"Selamat pagi" Katie tersenyum memandang radjam.
"Uhm. pagi" Radjam memandangi katie, dan terdiam.
"sejujurnya aku harus pergi. Aku ada pe-meeting, dengan klienku tadi, dan well, ini sungguh sangat telat."
katie terdiam, duduk dipinggir kasur dan meregangkan kedua tangannya, ia memakai baju tidur satin berwarna pink, dan berjalan mendekati radjam.
"benarkah? Apakah kamu akan kesini lagi? Tidakkah kamu ingat ucapan cintamu tadi malam?" tanya-nya sembari duduk disamping radjam.
"aku.. tidak aku. ya. aku janji akan kesini lagi, namun sekarang aku benar-benar harus pergi."
"okay, kalau begitu bersiaplah." Katie tersenyum memandang radjam, dan berjalan keluar pintu "ku siapkan breakfast, makan dulu sebelum pergi."
"terimakasih."
-----------------------------------------------------------------------------------------
Radjam melajukan mobilnya dengan kencang, fikirannya melebur menjadi satu.
Ingatannya semalam. Surat itu, katie, bayangan Helena, dan pernikahan. Ya. Pernikahannya dengan Helena hari ini.
Handphonennya terus berbunyi, kini bukan helena yang menelfon melainkan Kristy. Sang kakak sudah menelfon lebih dari 15kali.
Radjam mengangkat telefon tersebut,
"Kamu dimana?! Pernikahan sudah akan dimulai dan sang mempelai pria tak ada. Demi tuhan Radjam, Helena menangis dari tadi pagi!"
"Aku. maaf. aku tadi malam, ak.."
"Tidak. Aku tidak ingin mendengar alasanmu. Demi tuhan datanglah secepatnya, atau pernikahan ini batal."
"ka. aku.."
Telefon terputus, radjam melemparkan telefonnya kebawah jok, dan ia mulai mempercepat laju mobil.

-Akankah Radjam sampai ke pernikahan tepat waktu? Lalu bagaimana dengan helena selanjutnya? Apakah pernikahan akhirnya dibatalkan? nantikan kelanjutannya!-
-to be continued

2 komentar:

  1. Keren ka,
    aku aja belum tentu bisa bikin kaya gini lho

    Ditunggu kisah dari Radjam selanjutnya ya

    BalasHapus
  2. Good Job, Nad. I look forward to hearing the new part soon :)

    BalasHapus

Mampir dan baca lagi ya.. anyway jangan di copy - melanggar hak cipta.
THANK YOU